Minggu, 22 Desember 2013

ibu jangan pergi lagi

Ibu, aku kwatir padamu
Aku kan tetap jadi anakmu yg setia ada buat ibu
dan mendoakanmu setiap saat
Aku tau ibu tulus padaku
Aku takut kehilangmu ibu
Ibu harus janji padaku bahwa ibu gak kan knapa2
ibuku kuat
ibu ibuku telah meninggal.
kau yg kini menggantikannya
sayangi aku manjakan aku
jangan marah padaku, dari kecil aku sudah sering dimarahi
maka saat ini ku tak ingin seorangpun yang marah padaku
karna aku sangat membenci orang yg suka marah2 padaku

Aku ego kata orang. emang benar aku ego.
klo gak suka yaa maaf.

bersambung..................

Rabu, 18 Desember 2013

Sayang anak terhadap ibu

to my mother

Ibu, terima kasih telah menggantikan Ibuku
terima kasih telah memberikan perhatian yg lebih
terima kasih telah menyayangiku sejauh ini
terima kasih atas waktu waktumu mengingatkan Sholatku
terima kasih cinta dan kasih sayang yg telah kau berikan sejauh ini
hanya doa yg bisa aku balaskan
karna aku  tau seorang ibu sangatlah tulus terhadap anaknya tanpa adanya balasan apapun
ibu kan slalu ada dihatiku sampai kapanpun
kelak nanti, kan ku ceritakan pada anak2ku bahwa dulu aku mempunyai seorang ibu yg sangat sanyang padaku.
doa keluargaku kan selalu bersamamu
ingatlah hari ulang tahunku, ku menanti doa-doamu

I LOVE YOU IBU

By. Anakmu Shohebul Hajad 22 Oct 1989

Al Shohib

































Rabu, 11 Desember 2013

Hikmah dibalik sebuah kerudung bagi seorang perempuan


Pernyataan semacam ini mungkin banyak dilontarkan oleh remaja-remaja muslim yang hidup di jaman serba modern seperti sekarang ini, “Ga enak ah pakai jilbab, kan ga bisa tampil modis”,  atau mungkin juga dilontarkan  para remaja muslim yang belum siap menggunakan jilbab. Mungkin bagi sebagian kaum muda, berjilbab akan meninggalkan kesan tua dan tidak modis. Namun, perlu diketahui bahwa berjilbab dan berkerudung merupakan kewajiban terutama bagi wanita muslimah dan sebagai ketaatan mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
jilbabbenarHai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Ahzab : 59)

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan hikmah di balik perintah mengenakan jilbab dengan firmanNya. “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih”. [Al Ahzab : 59] apa maksdunya? Potongan ayat di atas menunjukkan, orang yang tidak mengenakan jilbab akan lebih mudah digoda. Karena jika seorang wanita tidak berjilbab, maka orang-orang akan mengira bahwa ia bukanlah wanita ‘afifaat (wanita yang benar-benar menjaga diri atau kehormatannya). Akhirnya orang yang punya penyakit dalam hatinya muncul hal yang bukan-bukan, lantas mereka pun menyakitinya dan menganggapnya rendah dan bisa digoda seenaknya.
Itulah salah satu alasan mengapa Islam mewajibkan wanita muslimah untuk menutup auratnya dengan mengenakan jilbab (berkerudung). Selain menambah ketakwaan terhadap Allah SWT, semata-mata adalah untuk menghormati wanita dan menyayangi wanita bukan malah mengkungkung wanita dengan pakaiannya yang menutup aurat. Wanita akan terlihat lebih cantik dan sopan jika tidak memperlihatkan aurat dan keindahan tubuh yang merupakan bentuk maksiat yang mendatangkan murka Allah dan RasulNya.
Dengan menggunakan jilbab, wanita muslimah dapat meredam berbagai macam fitnah (kerusakan). Jika berbagai macam fitnah redup dan lenyap, maka masyarakat yang dihuni oleh kaum wanita berhijab dan berjilbab akan lebih aman dan selamat dari fitnah. Sebaliknya, masyarakat yang dihuni oleh wanita yang gemar bertabarruj (berdandan seronok), pamer aurat dan keindahan tubuh, sangatlah rentan terhadap ancaman berbagai fitnah dan pelecehan seksual serta gejolak syahwat yang membawa malapetaka dan kehancuran yang sangat besar.
Seorang wanita muslimah yang menggunakan jilbabnya yang menutup aurat, secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki,“Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu dan kamu juga bukan milikku. Aku hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang merdeka yang tidak terikat dengan siapapun dan aku tidak tertarik dengan siapapun karena aku lebih tinggi dan jauh lebih terhormat dibanding mereka.”

Wanita  yang menutup auratnya dengan menggunakan jilbab dan kerudung, menjadi terlihat lebih terhormat dan jauh dari segala godaan lingkungannya.

Semoga Allah SWT senantiasa melindungi wanita muslimah dimanapun berada. Aamiin




 Salam buat ibuku

Selasa, 03 Desember 2013

Kekuatan Sedekah

Sedekah Penyembuh Kanker


Kisah luar biasa berikut ini saya ambil dari blognya Mb Yuni Andriani http://www.hambaallah-muslimah.cybermq.com. salah satu kisah yang sangat terkenal dan menjadi pelajaran berharga bagi setiap orang. Sermoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah keajaiban sedekah ini...

Tokoh dalam kisah ini adalah seorang lelaki kaya raya, dia adalah pengusaha besar. Suatu ketika dia terkena penyakit kronis yang tidak bisa didiamkan begitu saja. Dia lalu pergi memeriksakan diri ke rumah sakit terkenal. Menurut diagnosa dokter, ditemukan penyakit kanker kronis dalam tubuhnya, dan prosentase kesembuhannya sangat tipis sekali. Para dokter menyarankan agar dia mau berobat ke luar negeri supaya mendapat perawatan intensif. Seketika itu juga lelaki itu berangkat ke luar negeri untuk menjalani pemeriksaan dan hasilnya sama dengan diagnosa dalam negeri. Para dokter di rumah sakit itu lalu menyarankan agar dia mau melakukan operasi untuk menghilangkan anggota tubuhnya yang digerogoti kanker.

Akan tetapi lelaki tersebut meminta para dokter agar mau memberikan tenggang waktu untuk pulang ke Negara asalnya terlebih dahulu. Dia berkeinginan untuk mengurus segala sesuatunya, dan berwasiat kepada anggota keluarganya, jika ternyata setelah operasi ada hal-hal yang tidak diinginkan.

Akhirnya lelaki itupun pulang kenegara asalnya lalu mengurus segala sesuatunya. Tidak lupa dia menuliskan wasiat dan menitipkan anggota keluarganya kepada orang yang dipercayainya untuk menjaga keluarganya. Namun, dia sama sekali tidak memberitahukan kepada keluarganya permasalahan yang sedang dia hadapi.

Suatu ketika dipertengahan jalan menuju rumahnya, pandangannya tertuju kepada seorang perempuan tua yang berdiri disamping tempat penyembelihan binatang. Perempuan itu mengumpulkan tulang-tulang yang tercecer di sebelah tempat penyembelihan. Lelaki itu lalu menhentikan langkahnya dan menemui perempuan tua itu. Dia bertanya kenapa perempuan itu mengumpulkan tulang-tulang yang tercecer. Perempuan itu lalu bercerita kepadanya, bahwa anak-anaknya menjadi yatim sepeninggal suaminya. Keluarga ini sangat miskin dan tidak punya uang untuk membeli daging. Yang bisa dilakukan adalah mengumpulkan tulang-tulang yang tercecer untuk dimasak sebagai ganti dari daging. Lelaki itu sangat tersentuh mendengar penuturan kondisi yang dihadapi perempuan itu. Dia lalu menyedekahkan uangnya dalam jumlah lumayan banyak kepada perempuan itu. Selanjutnya dia memberikan uang kepada tukang sembelih dalam jumlah yang lumayan banyak lalu memintanya untuk mengirimkan daging kepada  perempuan itu setiap mingggunya. Perempuan itu sangat berterimakasih kepada lelaki itu. Tidak lupa dia mendoakan lelaki itu lalu permisi dan meninggalkan tempat.


Beberapa hari kemudian, lelaki itu pergi ke luar negeri untuk menjalani operasi. Sebelum operasi dilaksanakan, terlebih dahulu dokter memeriksa lelaki itu kembali. Hasilnya sangat mencengangkan. Berubahlah raut muka dokter itu, dan dengan nada marah dia bertanya kepada lelaki itu, “Apakah engkau sudah pergi ke rumah sakit lainnya untuk menjalani pengobatan atas penyakitmu itu?"
Lelaki itu menjawab, “Tidak.”
Dokter itu berkata, “Bohong! Jujurlah padaku, apakah engkau sudah pergi ke rumah sakit lainnya atau tidak?”
Lelaki itu menjawab, “Aku bersumpah, demi Allah aku sama sekali tidak pergi ke rumah sakit lainnya, Sebenarnya ada apa engakau bertanya seperti ini?”
Dokter itu lalu menjawab, “Pemeriksaan dan diagnosa terbaru menunjukkan tubuhmu sama sekali sudah bersih dari kanker. Keadaanmu sekarang ini sehat-sehat saja.”

Lelaki itu hampir tidak percaya atas apa yang dikatakan oleh dokter itu. Dia tidak kuasa membendung air matanya yang meleleh karena bahagia. Dia lalu bertanya kepada dokter itu apakah benar apa yang barusan dikatakan kepadanya. Dokter itu menjawab dan bersumpah bahwa apa yang dikatakannya adalah benar.

Setelah menyadari atas apa yang dialaminya ini, lelaki itu lalu bersyukur memanjatkan puji kepada Allah. Kemudian dia pulang ke Negara asalnya dalam keadaan sehat wal afiat. Dia menceritakan kepada anggota keluarganya, dan mereka semua sangat takjub terhadap peristiwa yang dialami lelaki itu.

Dalam hal ini lelaki itu berkata "Allah telah menyembuhkan aku berkat doa yang dipanjatkan oleh perempuan tersebut, karena aku telah bersedekah kepada anak-anak yatimnya."

Dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk memelihara keluarga miskin sampai waktu yang dikehendaki Allah.
Subhanallah....Sungguh benar apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw "Obatilah orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah."

Perempuan Kaya dan Sedekahnya Tukang Becak

Sedekah yang dilakukan masing-masing orang menarik untuk disimak, kejadian ini melengkapi cerita sedekah unik yang dilakukan oleh tukang becak......Di Klaten, Jawa Tengah, ada seorang tukang becak miskin tapi ahli bersedekah. Meskipun miskin, ia tidak mau kemiskinannya membuatnya terhalang untuk bersedekah.

Sedekah yang dilakukannya ini tergolong cukup unik, yaitu dengan menggratiskan penumpangnya setiap hari Jum'at.
Pada suatu hari, datanglah seorang penumpang perempuan menghampiri tukang becak yang shaleh tersebut. Rupanya penumpang itu datang dari kota yang sangat jauh. Penumpang tersebut orang kaya kalau diliat dari cara berpakaian dan asesorisnya. Ia tidak bertanya berapa ongkosnya apalagi menawar kepadanya. Ia langsung naik saja.

Setelah sampai ditempat tujuan, penumpang itu memberikan uang jasa kepada tukang becak itu, tapi malah ditolaknya secara halus.
"Maaf, saya telah berjanji pada diri saya jika hari Jum'at saya akan menggratiskan semua penumpang saya. Saya selalu berusaha memegang kuat janji itu bu,"
Setelah tukang becak pergi, penumpang itu diam. Dia kecewa karena uangnya tidak diterimanya. Perempuan itu malah penasaran," Saya akan buktikan pada hari Jum'at mendatang, saya penasaran, saya akan naik becaknya lagi. Apakah pada hari Jum'at besok ia masih tidak mau menerimanya uang jasa ataukah menerimanya??" demikian kata hati si perempuan tadi.

Setelah naik becaknya lagi pada hari Jum'at berikutnya, perempuan itu mencoba kembali memberi imbalan jasa, Tapi si tukang becak tetap tidak mau menerimanya.

Si Perempuan itu disadarkan oleh perilaku tukang becak dermawan itu. Ia menyadari atas kekeliruan dan kelalaian dirinya yang selalu egois dan tidak pernah memikirkan orang lain apalagi melakukan sedekah. Penumpang itu lalu memintanya agar diantarkan kerumah tukang becak itu. Ia ingin sekali mengenal lebih jauh mengenai keluarganya.

Setelah sampai dirumah tukang becak ini, perempuan itu disambut dengan hangat. Rumahnya sangat sederhana. Istrinya terlihat sangat terampil melayani tamunya. Tanda keshalehan tampak dari wajahnya, dalam caranya bertutur kata dan menghormati tamu. Sebelum pulang, si penumpang kaya raya tadi berkata kepada si tukang becak.

"Kebiasaan sedekah yang telah dilakukan bapak telah menyadarkan sikap saya selama ini yang sangat egois. Hidup saya hanya saya habiskan untuk mengais harta tanpa sedikitpun memikirkan nasib orang lain yang membutuhkan. dan akhirnya, kini saya sadar tetang arti hidup ini dari mana dan kemana kita akan menuju."

"Sebagai tanda syukur kepada Alloh SWT, dan rasa terima kasih saya kepada Bapak, maka ijinkan saya bapak sekeluarga untuk naik haji bersama saya dan keluarga saya."

Tuesday, December 28, 2010

Ada Fakta Menarik Mengenai Otak Ketika Bersedekah


Menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat tanpa pandang agama yaitu ketika semua responden diberi sejumlah uang lalu dicatat aktifitas otak ketika senang menerima uang. Siapa sih yang tidak senang diberi uang?
Para ahli mencatat ada bagian tertentu pada otak yang “menyala” ketika senang menerima uang.

Setelah itu ditanya: uangnya mau dipakai sendiri atau mau didonasikan secara anonim? Responden bebas memilih. Responden yang jawab pakai sendiri uangnya, tidak terjadi apa-apa di otaknya. Tapi hal menakjubkan terjadi pada mereka yang menjawab akan mendonasikan uangnya.
Mereka yang jawab akan mendonasikan uangnya, otaknya kembali “menyala”. Persis di tempat yg sama dengan pada saat mereka senang terima uang.
Kesimpulannya: Sedekah dengan ikhlas memberikan rasa SENANG yg sama dengan ketika menerima uang.
Bisa disimpulkan juga, kesenangan untuk bersedekah (filantropi) berlaku universal.
Jadi jika pada saat tanggal tua seperti sekarang merasa “tidak bahagia” karena kurang/tidak punya uang, BERSEDEKAHLAH. Maka kita akan merasa tanggal muda lagi.
Lalu kata ustadz sedekah bikin kaya, apakah benar? Nah, penelitian neuroecenomics berikutnya menjawab pertanyaan tersebut :
Beberapa penelitian lain meneliti hubungan SENANG dgn KAYA. Ribuan mahasiswa baru ditanya apakah mereka termasuk orang yang bahagia atau tidak bahagia. 15-20 thn kemudian, setelah mahasiswa itu lulus & mulai mapan, ditanya kembali berapa penghasilan mereka sekarang. Ternyata, responden yang dulunya MERASA BAHAGIA kini berpenghasilan rata-rata 31% lebih tinggi daripada yang dulunya MERASA TDK BAHAGIA. 300 karyawan di 3 perusahaan berbeda di Amerika disurvey tentang level bahagia mereka lalu diranking & dicatat penghasilannya masing-masing. 18 bulan kemudian ditanya lagi berapa gajinya.

Ternyata, semakin MERASA BAHAGIA, semakin tinggi juga kenaikan penghasilan mereka. Penelitian lain membuktikan, perusahaan dengan CEO yang periang memiliki kinerja keuangan yang lebih baik daripada CEO yang pemurung.
Terbukti secara ilmiah: SEDEKAH –> BAHAGIA–> KAYA
Maka pesan moralnya adalah : jika kita sulit MERASA bahagia, bahagiakanlah orang lain (sedekah), insya Allah kita akan merasakan bahagia.
Kalau Anda mengejar harta agar bisa bahagia, bersiaplah untuk kecewa. Kalau Anda merasa bahagia dengan apa yang ada, bersiaplah untuk kaya.

Kekuatan Sedekah Yusuf Mansur

Yusuf Mansyur, Lahir dari Kekuatan Sedekah

Keutamaan Sedekah

Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.
Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan-kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain. kepada yang mau peduli dan berbagi.
Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan.
Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat, Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya, saya mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga, kawan dan sahabat Saudara.
Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa diambil. Di website ini pula, Saudara akan bisa mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya.
Di pembahasan-pembahasan tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan fadilah-fadilah/keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam berbagi, kemauan dalam bersedekah. Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan sebuah amal. Kepada Allah juga semuanya berpulang.
Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat “mukhlishiina lahuddien”, derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah.
Matematika Dasar Sedekah
Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?

10 – 1 = 19
Pertambahan ya? Bukan pengurangan?
Kenapa matematikanya begitu?
Matematika pengurangan darimana?
Koq ketika dikurangi, hasilnya malah lebih besar?

Kenapa bukan 10-1 = 9?
Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita memberi dari apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak lagi. Matematika sedekah di atas, matematika sederhana yang diambil dari QS. 6: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik.
Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang sepuluh itu, maka hasil akhirnya, bukan 9. Melainkan 19. Sebab yang satu yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat.
Hasil akhir, atau jumlah akhir, bagi mereka yang mau bersedekah, tentu akan lebih banyak lagi, tergantung Kehendak Allah. Sebab Allah juga menjanjikan balasan berkali-kali lipat lebih dari sekedar sepuluh kali lipat. Dalam QS. 2: 261, Allah menjanjikan 700x lipat.
Tinggallah kita yang kemudian membuka mata, bahwa pengembalian Allah itu bentuknya apa? Bukalah mata hati, dan kembangkan ke-husnudzdzanan, atau positif thinking ke Allah. Bahwa Allah pasti membalas dengan balasan yang pas buat kita.
Memberi Lebih Banyak, Menuai Lebih Banyak

Kita sudah belajar matematika dasar sedekah, dimana setiap kita bersedekah Allah menjanjikan minimal pengembalian sepuluh kali lipat (walaupun ada di ayat lain yg Allah menyatakan akan membayar 2x lipat). Atas dasar ini pula, kita coba bermain-main dengan matematika sedekah yang mengagumkan. Bahwa semakin banyak kita bersedekah, ternyata betul Allah akan semakin banyak juga memberikan gantinya, memberikan pengambalian dari-Nya.
Coba lihat ilustrasi matematika berikut ini:
Pada pembahasan yang lalu, kita belajar:
10 – 1 = 19
Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:
10 – 2= 28
10 – 3= 37
10 – 4= 46
10 – 5= 55
10 – 6= 64
10 – 7= 73
10 – 8= 82
10 – 9= 91
10 – 10= 100

Menarik bukan? Lihat hasil akhirnya? Semakin banyak dan semakin banyak. Sekali lagi, semakin banyak bersedekah, semakin banyak penggantian dari Allah.
Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersedekah, meringankan langkah untuk bersedekah, dan membuat balasan Allah tidak terhalang sebab dosa dan kesalahan kita.
Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.
Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan-kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain. kepada yang mau peduli dan berbagi.
Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan.
Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat, Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya, saya mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga, kawan dan sahabat Saudara.
Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa diambil. Di website ini pula, Saudara akan bisa mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya.
Di pembahasan-pembahasan tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan fadilah-fadilah/keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam berbagi, kemauan dalam bersedekah. Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan sebuah amal.
Kepada Allah juga semuanya berpulang.
Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat “mukhlishiina lahuddien”, derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah.

2.5 % Tidaklah Cukup
Saudaraku, barangkali sekarang ini zamannya minimalis. Sehingga ke sedekah juga hitung-hitungannya jadi minimalis. Angka yang biasa diangkat, 2,5%. Kita akan coba ilustrasikan, dengan perkalian sepuluh kali lipat, bahwa sedekah minimalis itu tidak punya pengaruh yang signifikan.
Contoh berikut ini, adalah contoh seorang karyawan yang punya gaji 1jt. Dia punya pengeluaran rutin sebesar 2jt. Kemudian dia bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1jt itu. Maka kita dapat perhitungannya sebagai berikut:
Sedekah: Sebesar 2,5%
2,5% dari 1.000.000 = 25.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 25.000 = 975.000

Tapi kita belajar, bahwa 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
975.000 + 250.000 = 1.225.000
Lihat, “hasil akhir” dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1jt, “hanya” jadi Rp. 1.225.000,-. Masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar Rp. 2jt. Boleh dibilang secara bercanda, bahwa jika dia sedekahnya “hanya” 2,5%, dia masih akan keringetan untuk mencari sisa 775.000 untuk menutupi kebutuhannya.
Coba Jajal Sedekah 10 %
Saudara sudah belajar, bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Ketika diterapkan dalam kasus seorang karyawan yang memiliki gaji 1jt dan pengeluarannya 2jt, maka dia hanya mendapatkan pertambahan 250rb, yang merupakan perkalian sedekah 2,5% dari 1jt, dikalikan sepuluh.
Sehingga “skor” akhir, pendapatan dia hanya berubah menjadi Rp. 1.225.000. Masih cukup jauh dari kebutuhan dia yang 2jt.
Sekarang kita coba terapkan ilustrasi berbeda. Ilustrasi sedekah 10%.

Sedekah: Sebesar 10%
10% dari 1.000.000 = 100.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 100.000 = 900.000

Kita lihat, memang kurangnya semakin banyak, dibandingkan dengan kita bersedekah 2,5%. Tapi kita belajar, bahwa 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar 1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
900.000 + 1.000.000 = 1.900.000

Dengan perhitungan ini, dia “berhasil” mengubah penghasilannya, menjadi mendekati angka pengeluaran yang 2jt nya. Dia cukup butuh 100rb tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkan.
2.5 % Itu Cukup, Kalau …
Setiap perbuatan, pasti ada balasannya. Dan satu hal yang saya kagumi dari matematika Allah, bahwa Spiritual Values, ternyatab selalu punya keterkaitan dengan Economic Values. Kita akan bahas pelan-pelan sisi ini,
sampe kepada pemahaman yang mengagumkan tentang kebenaran janji Allah tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk.
Kita sedang membicarakan bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Mestinya, begitu saya ajukan dalam tulisan terdahulu, sedekah kita, haruslah minimal 10%. Dengan bersedekah 10%, insya Allah kebutuhan-kebutuhan kita, yang memang kita hidup di dunia pasti punya kebutuhan, akan tercukupi.
Dari ilustrasi di dua tulisan terdahulu, saya memaparkan bahwa ketika seorang karyawan bersedekah 2,5% dari gajinya yang 1jt, maka “pertambahannya” menjadi Rp. 1.225.000. Yakni didapat dari Rp. 975.000, sebagai uang tercatat setelah dipotong sedekah, ditambah dengan pengembalian sepuluh kali lipat dari Allah dari 2,5% nya. Bila sedekah 2,5% ini yang dia tempuh, sedangkan dia punya pengeluaran 2jt, maka kekurangannya teramat jauh. Dia masih butuh Rp. 775.000,-. Maka kemudian saya mengajukan agar kita bersedekah jangan 2,5%, tapi lebihkan. Misalnya 10%.
Saudaraku, ada pernyataan menarik dari guru-guru sedekah, bahwa katanya, sedekah kita yang 2,5% itu sebenarnya tetap akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita, di dunia ini, maupun kebutuhan yang lebih hebat lagi di akhirat, kalau kita bagus dalam amaliyah lain selain sedekah. Misalnya, bagus dalam mengerjakan shalat. Shalat dilakukan selalu berjamaah. Shalat dilakukan dengan menambah sunnah-sunnahnya; qabliyah ba’diyah, hajat, dhuha, tahajjud. Bagus juga dalam hubungan dengan orang tua, dengan keluarga, dengan tetangga, dengan kawan sekerja, kawan usaha. Terus, kita punya maksiat sedikit, keburukan sedikit. Bila ini yang terjadi, maka insya Allah, cukuplah kita akan segala hajat kita. Allah akan menambah poin demi poin dari apa yang kita lakukan.
Hanya sayangnya, kita-kita ini justru orang yang sedikit beramal, dan banyak maksiatnya. Jadilah kita orang-orang yang merugi. Skor akhir yang sebenernya sudah bertambah, dengan sedekah 2,5% itu, malah harus melorot, harus tekor, sebab kita tidak menjaga diri. Perbuatan buruk kita, memakan perbuatan baik kita.
Tambahi terus amaliyah kita, dan kurangi terus maksiat kita.

Sumber : Ust. Yusuf Mansyur
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...