Puji syukur Alhamdulillah, karena kita masih diberikan kesempatan hidup untuk berbuat baik terhadap sesama, baik yang hidup maupun yang sudang meninggal. karena setiap yang bernyawa pasti akan mati.
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Quran Surat Al-‘Ankabut Ayat 57
Rukun Kematian Fiisabilillah Kampung Nyabagan Kelurahan Kolpajung Pamekasan, melaksanakan Pelatihan tentang tata cara Pengurusan jenazah. Pelatihan ini dilakukan sebagai edukasi kepada masyarakat setempat agar secara mandiri bisa mengurusi jenazah mulai dari bagaimana tanda-tanda seseorang menghadapi sakaratul maut dan peran keluarga untuk membantu seseorang saat menghadapi sakratul maut tersebut. misal, membantunya untuk melafadkan kalimat tauhid لا إله إلاّ الله dan memejamkan kedua matanya, membuka seluruh pakaian dan menutupinya dengan kain. selain itu masyarakat dilatih agar bisa mendesign/merancang kain kafan untuk si mayyit baik laki-laki maupun perempuan. tata cara memandikan serta syarat dan rukunnya terpenuhi. menyolatkan serta bagaimana tata cara menguburkan.
Pelatihan ini dilaksanakan dirumah ibu Husnol Hotimah (26/06/2020) malam sabtu. Pelatihan ini mendapatkankan respon yang baik dari warga setempat mengingat minimnya edukasi terkait hal ini. Terlihat dari banyaknya warga yang hadir serta antusiasnya warga menyimak serta melakukan praktek.
Pelatihan ini dibimbing langsung oleh K.H. Hanafi yang telah banyak pengalaman dibidang ini dan juga dibantu oleh pengurus Rukun Kematian yang juga terbiasa membantu dalam hal ini, Misal saudara Shohib atau biasa dipanggil Om Choep. Dia ingin sekali warga setempat agar bisa mengurusi jenazah minimal keluarganya sendiri saat terjadi kifaya tanpa menunggu dari pengurus Rukun Kematian atau dari Kiyai. Dan dia(om choep) menginginkan adanya regenerasi (penerus). "Saya ingin warga disini bisa secara mandiri mengurusi jenazah dan adanya regenerasi baru terutama dikalangan anak muda".
Syukur Alhamdulillah pelatihan ini berjalan lancar. Besar harapan pelatihan ini bisa bermanfaat tidak hanya secara teori namun berani untuk praktek langsung saat adanya kifaya. Karena banyak yang secara teori mereka bisa namun takut dikala diberi tangung jawab untuk memandikan karena bersentuhan langsung dengan si mayyit.
Terima kasih kami sampaikan kepada KH Hanafi selaku pembimbing, saudara om Choep selaku pendamping, bapak RT dan ibu RT serta warga setempat kampung Nyabagan Kolpajung. (RK)